Minggu, 25 September 2011

Penyegaran Bagi Pemimpin yang Kelelahan

Pemimpin yang telah lama menari di atas panggung akan berjarak dengan realitas. Pemimpin butuh penyegaran terus menerus agar dapat melintasi jarak realitas tersebut.
Masa kepemimpinan yang kedua ini, SBY banyak mendapat kritik dan peringatan. Ibarat seorang penari, SBY adalah penari yang kelelahan untuk menyelaraskan gerakan penari yang lain. Ibarat gerak penari yang sudah tidak pas dengan ketukan irama aspirasi rakyatnya.

Apa ciri pemimpin yang kelelahan? Pertama, perubahan fisik. Kita bisa menyaksikan bahkan dari televisi, lingkar kantung mata SBY yang terus meluas dan semakin gelap. Kedua, perubahan pesan. Berbeda dengan awal kepemimpinan, kita sekarang semakin sering mendengar SBY mengeluh.

Ketiga, perubahan sikap. Pemimpin yang lelah cenderung bersikap defensif, tidak lagi proaktif. Pemimpin yang lelah cenderung kompromis, memburamnya visi. Keempat, perubahan obyek pembicaraan. Pemimpin yang lelah lebih banyak berbicara tentang dirinya sendiri, bukan tentang organisasi atau bangsanya. Kelima, perubahan relasi sosial. Pemimpin yang lelah kehilangan kepercayaan dengan orang lain. Lingkup relasinya mengecil hanya dengan semakin sedikit orang.

Menjadi pemimpin, ibarat seseorang yang berada di atas panggung pagelaran tari. Mau tidak mau, ia akan berjarak dengan realitas kebanyakan orang. Jarang yang akan mengubah relasinya dengan orang lain. Relasi dengan orang lain berubah menjadi relasi kekuasaan. Dulu para teman  bebas bicara, sekarang mereka menata kata-kata dan membangun kesan positif.


Oleh karena itu, seorang pemimpin membutuhkan energi yang lebih besar  untuk melintasi jarak realitas tersebut. Semakin tinggi posisi maka semakin besar energi yang dibutuhkan. Ia seolah berdiri sendiri di pucuk sebuah bangunan. Tak heran bila perasaan kesepian itu menyergap seorang pemimpin. Ia berdiri sendiri dan harus bisa mengandalkan dirinya sendiri.

Ditengah kesendirian yang berjarak dengan realitas itu, seorang pemimpin menghadapi berbagai tantangan penuh ketidakpastian. Tantangan yang menuntutnya untuk mengambil keputusan dan bertindak berani. Dan serangan kesepian pun semakin keras menghujam diri seorang pemimpin.

Apa yang bisa dilakukan? Pembaharuan diri. Pemimpin perlu berdiam untuk menjadi sadar mengenali diri, harapan dan kepedulian. Penemuan diri sebagai sumber energi. Penemuan harapan sebagai arah ke masa depan. Penemuan kepedulian sebagai penyelarasan dengan orang lain yang patut dipedulikan. Bayangkan, lahirnya kebaharuan yang penuh energi, kejelasan arah dan berbareng bergerak.

Kemarin, SBY Janji Ubah Gaya Kepemimpinan. Anda yakin akan terjadi perubahan? Saya yakin hanya jika SBY melakukan pembaharuan diri dengan menjadi sadar mengenali diri, harapan dan kepedulian.

Ya masalahnya, apakah posting ini akan dibaca SBY.......

Sumber Foto: arbeer.de

1 komentar: